Wednesday, October 24, 2012

INDONESIA ZAMAN KLASIK


ARTIKEL: “PERKEMBANGAN AGAMA HINDU DI NUSANTARA”

Agama hindu yang muncul lebih awal di India bagian utara kemudian berkembang kewilayah yang lebih utara diantaranya Nepal. Sebanyak 90% penduduk Negara ini menganut agama Hindu dan hingga sekarang Nepal merupakan satu-satunya Negara di dunia yang masih berbentuk Kerajaan Hindu.
Agama hindu berkembang juga ke india bagian tengah dan bagian selatan misalnya ke Amarawati dan Tamralipti. dari kedua daerah ini agama Hindu kemudian menyebar ke Srilanka, Tiongkok Selatan dan kerajaan-kerajaan di kawasan Asia Tenggara. Kerajaan-kerajaan tersebut diantaranya Funan di delta Mekhong, Lin-yi di sekitar Vietnam Selatan, Fyu di Myanmar, Mon Dwarawatu di semenanjung Malaya, Chen-la  dan Khmer di Kamboja, Kutai dan Tarumanegara di Nusantara.
Di kamboja terdapat peninggalan bangunan keagamaan Hindu terbesar di Asia Tenggara bahkan di dunia. Bangunan tersebut ialah Angkor Wat yang dibangun oleh Kerajaan Khmer  semasa pemerintahan Suryawarmsn II (1113-1150). Angkor Wat merupakan bangunan kuil yang dihiasi relief manusia, tumbuhan, burung dan hewan dan pada dinding-dinding gang terdapat relief mitologi agama Hindu dan kebesaran Kerajaan Khmer. Bangunan ini sempat terlantar sebelum di temukan pada tahun 1861.
Dengan masuknya agama Budha mengakibatkan penganut agama Hindu mulai berkurang karena sikap tamak dari kaum Brahmana dan juga orang-orang miskin tidak menyenangi kedudukannya dalam kasta banyak diantaranya berpindah agama
Pada beberapa abad kemudian keadaan mulai berubah sejak berdirinya Dinasti Sunga (184-72SM) di India. Dynasty ini menetapkan agama  Hindu sebagai agama resmi Negara. Raja pertama Dinasti  Sunga yaitu Pushyamitra Sunga  tidak menyukai agama Buddha dan memihak kepada agama Hindu dan mengangkat kaum Brahmana sebagai penasehat kerajaan. Hal itu dimanfaatkan kaum brahmana untuk menekan penganut agama Buddha hingga perlahan-lahan pengaruh agama Buddha makin surut.
Perkembangan agama Hindu di India semakin bersinar pada abad ke 4 masehi yaitu sejak munculnya Dinasti Gupta (320-656). Raja-raja Gubta memeluk agama Hindu dan   berusaha memperkuat agama itu. Dengan demikian kebiasaan peerngorbanan kuda liar (asvamedha) yang biasa dilakukan Dinasti Sunga dihidupkan kembali. Bangunan agama hindu banyak didirikan begitu juga ilmu pengetahuan, sastra dan kesenian Hindu dihidupkan kembali. Raja-raja Gupta menaruh perhatian terhadap sastra-sastra Hindu. Kitab-kitab kuno Hindu diselidiki dan dipelajari dengan penuh minat sehingga melahirkan banyak pujangga. Pujangga yang terkenal adalah Kalidasa. Zaman raja-raja Gupta terutama ketika ketika diperintah oleh Samudera Gupta (330-375M) dianggap sebagai zaman keemasan kesusteraan Hindu.
Bangsa Indonesia memiliki tradisi kebudayaan sendiri sebagai hasil belajar selama berates-ratus tahun. Walaupun kebudayaan yang masuk namun bangsa kita tradisinya tidak bisa dihilangkan melainkan berpadu dengan budaya luar, misalnya dalam seni bangunan candi bangsa Indonesia mempelajari seni bangun india yang terdapat dalam kitab Silpasastra. Dalam pelaksanaan candi modifikasi dan penyesuaiannya dengan tradisi seni bangunan masyarakat setempat (localgenius) adalah kemampuan suatu daerah masyarakat untuk menyaring dan mengolah budaya asing yang masuk dan berkembang sesuai dengan cita  rasa setempat
Menurut Von Hiene Geldern, nenek moyang Indonesia berasal dari daerah Yunnan, di Cina Selatan. Mereka percaya pada hal-hal gaib. Sebelum agama masuk ke nusantara nenek moyang kita percaya pada hal-hal gaib, mereka memuja roh dan mengkramatkan tempat-tempat tertentu. Ada 2 macam kepercayaan yang dianut pada masa itu, yaitu:
1.      Animisme adalah kepercayan kepada roh nenek moyang,
2.      Dinamisme adalah kepercayaan kepada benda-benda yang memiliki kekuatan gaib, kesaktian atau tuah
Pada abad ke-2 sampai ke-5 Masehi diperkirakan pengeruh agama Hindu walaupun sebelumnya telah ada agama Buddha. Masuknya agama Hindu banyak disoroti oleh para ahli dan memunculkan beberapa pendapat.
Ada beberapa hipotesis yang dikemukan para ahli tentang golongan pembawa pengaruh Hindu ke Indonesi:
1.      Hipotesis Brahmana .
Hipotesis ini mengungkapkan bahwa kaum brahmana amat berperan dalam upaya penyebaran budaya Hindu di Indonesia. Para brahmana mendapatkan undangan dari penguasa Nusantara untuk mnobatkan raja, memimpin upacara-upacara keagamaam dan mengajarkan ilmu pengetahuan. Pendukung hipotesis ini adalah  C.C.Berg
2.      Hipotesis Ksatria
Karena masa lampau India yang sering terjadi peperangan antar kerajaan maka para prajurid yang kalah atau jenuk akan perang melakukan migrasi ke daerah-daerah lain. Diantara mereka ada yang sampai ke nusantara lalu membentuk kolon-koloni melalui penaklukan. Melalui cara seperti itu mereka menyebarkan agama dan kebudayaan d Nusantara. Pendukung hipotesis ini adalah N.J Krom
3.      Hipotesis Waisya
Kaum waisya yang merupakan para pedagang berperan penting dalam penyebaran agam Hindu mereka yang menjadikan munculnya budaya Hindu sehingga di terima masyarakat Nusantara. Saat itu pedagang banyak berhubungan dengan penguasa beserta rakyat, jalinan ini membuka peluang terjadinya proses penyebaran agama Hindu. Pendukung hipotesis ini adalah N.J Krom
Dari ketiga hipotesis tersebut pada umumnya para ahli cenderung kepada hopotesis waisya. Lain halnya dengan F.D.K.Bosch yang menduga bangsa Indonesia sendirilah yang aktif dalam memadukan unsure-unsur kebudayaan India
Penyebaran agama melalui dua jalur.
1.      Melalui jalur laut
Mereka datang ke nusantara melalui jalur laut mengikuti rombongan-rombongan kapal-kapal para pedagang yang biasanya lalu-lalang dalam pelayaran dari Asia Selatan ke Asia Tenggara. Rute perjalanannya yaitu dari India menuju Myanmar, Thailan, Semenanjung Malaya, Nusantara, Kamboja, Vietnam, Cina, Korea dan Jepang
2.      Melalui jalur darat
Penyebaran agama melalui jalur ini dilakukan denngan menumpang kepada para khalifah melalui jalur jalan sutra yaitu dai India ke Tibet trus ke utara hingga sampai ke Cina, Korea dan Jepang. Ada juga yang melakukan perjalanan dari India Utara ke Banglades, Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya kemudian berlayar hingga ke Nusantara. Kemunculan pertama pengaruh hinduisme di nusantara berlangsung pada awal abad ke 5 masehi. Tonggak waktu tersebut di ambil dari penafsiran 7 buah yupa peninggalan Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur dan 7 buah prasasti dari Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat. Kedua prasasti tersebut menggunakan huruf pallawa maka diperkirakan kebudayaan Hindu yang menyebar ke beberapa daerah di Indonesia pada tahap permulaan berasal dari hindia selatan. Agama ini kemudian berkembang di kerajaan-kerajaan seperti kerajaan-karajaan Ho-ling, Mataram Hindu, Kanjuruhan, Kediri, Singasari, Majapahit, Sunda dan Bali.

No comments:

Post a Comment