Sunday, July 7, 2013

RESUME ARTIKEL


“Tongkonan, Simpul Kebudayaan Toraja”

Toraja merupakan sebuah daerah di Sulawesi Selatan yang masih memiliki tradisi yang masih kuat. Contohnya Upacara Rambu Solo’ dan Rambu Tuka’. Rambu Solo’ merupakan upacara pemakaman bagi masyarakat Toraja, sedangkan upacara Rambu Tuka’ merupakan upacara yang di adakan untuk mensyukuri Tongkonan baru ataupun untuk mempererat tali kekeluargaan yang diadakan.
Jika dilihat dari segi ekonomi, upacara-upacara yang dilakukan oleh masyarakat Toraja, jumlah persembahan sungguh tak terkendali. Sebenarnya, jumlah hewan yang dikorbankan dibatasi sampai 24 ekor dan yang melaksanakan upacara tersebut dilarang berutang kepada orang lain.
Upacara-upacara tradisional Toraja menggambarkan masyarakatnya yang sangat etnik dan memiliki ciri khas tersendiri sehingga menimbulkan kesan estetika yang murni. Selain upacara-upacara religi, Toraja juga dikaitkan dengan Tongkonan, dari aspek kosmologi hingga pemahaman masyarakat tentang tongkonan sebagai salah satu unsure yang harus ada dalam masyarakat Toraja.
Tongkonan merupakan simbol dari masyarakat Toraja. Rumah adat suku Toraja ini lestari hingga sekarang karena hasil inkulturasi kepercayaan Aluk Todolo dengan ajaran Kristen. Walaupun begitu, kepercayaan Aluk Todolo yang paling kental dalam keseharian masyarakat Toraja. Ada nilai-nilai dalam ajaran Aluk Todolo yang dilihat dari kacamata Kristen, seperti membagi-bagikan daging ke sesama sebagai simbol   kasih sayang.
Tongkonan terdiri atas tiga bagian, atas, tengah, dan bawah. Bagian atas digunakan untuk menyimpan mayat, bagian tengah terdapat ruang tamu, tempat tidur, dan dapur, sedangkan bagian bawah merupakan tempat orang-orang bercengkrama.
Didepan Tongkonan terdapat Alang (Tongkonan kecil/lumbung) dan setiap Tongkonan memilikinya. Tongkonan dan Alang biasa disebut dengan Alang Londong Nabanua (ayam jantan). Itulah sebabnya keduanya dilambangkan dengan kelamin laki-laki.
Menurut saya, kedua ciri khas (upacara religi dan Tongkonan) adalah esensi dari Toraja itu sendiri. Walaupun ada pengaruh dari luar, tetap saja tidak mengubah pandangan lama masyarakat Toraja. Akulturasi kebudayaan asing dengan kebudayaan asli setempat membuat Toraja semakin bisa menyesuaikan diri dengan tantangan dunia luar. Terbukti bahwa sebagian besar masyarakat Toraja merantau ke dunia luar dari lingkup kebudayaan Toraja. Tulisan ini merupakan tulisan yang mengkaji soal etnis (Etnografi) dan tentunya dengan pandangan arkeologi (Etnoarkeologi). Keselarasan alam dengan kehidupan Tana Toraja sangat elok dilihat. Hamparan sawah dengan sistem terasering menambah keindahan alam Toraja.
Penulis memakai pendekatan kesinambungan budaya, dimana orang Toraja memanfaatkan sumber daya alam yang ada sebagai penunjang hidupnya. Penulis melakukan penelitian menggunakan pendekatan etik dan emik. Pendekatan etik terlihat ketika penulis menuliskan tentang budaya Rambu Solo’ dan Rambu Tuka’ tanpa di lakukan wawancara lebih mendalam dengan masyarakat Toraja yang melaksanakannya. Pendekatan emik terlihat ketika penulis mampu menjelaskan beberapa makna pada Tongkonan yang merupakan rumah adat suku Toraja.

1 comment:

  1. Joker: Resume Artikel >>>>> Download Now

    >>>>> Download Full

    Joker: Resume Artikel >>>>> Download LINK

    >>>>> Download Now

    Joker: Resume Artikel >>>>> Download Full

    >>>>> Download LINK

    ReplyDelete