Secara
etimologis, keramik merupakan kata serapan dari kata “ceramic”. Kata ceramic memiliki
akar kata dari bahasa Yunani yaitu, “keramos”
yang berarti barang pecah belah yang berasal dari tanah liat. Jadi, keramik
adalah sebutan bagi semua benda yang terbuat dari tanah liat. Berdasarkan bahan
pembuatannya, keramik di golongkan menjadi beberapa jenis yaitu, terracotta (tanah merah), pottery (tanah liat bakar), earthenware (tanah liat bumi), stoneware (batuan alam), dan porcelain (bahan yang melebur pada suhu
tinggi).
Keramik sudah
dikenal pada zaman prasejarah, khususnya pada zaman neolitik (menetap dan
bercocok tanam). Pada masa itu, benda-benda yang terbuat dari tanah liat
(tembikar) berfungsi sebagai wadah tempat makanan atau minuman.
Pada
zaman logam (perundagian), teknologi pembuatan tembikar berkembang pesat.
Selain menjadi wadah untuk makanan dan minuman, tembikar berfungsi juga sebagai
bekal kubur. Teknologi tembikar berakar dari kebudayaan yang berasal dari Asia
Tenggara. Pada tulisan kali ini, kami akan mencoba mengenalkan dan
mendeskripsikan tentang salah satu produk keramik yang berasal dari salah satu
negara di Asia Tenggara, yaitu Vietnam
Keramik Vietnam sudah ada sejak abad XIV berdasarkan
bukti-bukti arkeologis pada tahun 1986. Keramik Vietnam pun dibagi berdasarkan
desa asalnya, seperti Keramik Bat Trang dan Keramik Chu Dau. Kebanyakan
produksi Keramik Vietnam berupa porselin.
Keramik Vietnam sangat terkait dengan
keramik-keramik di Asia Tenggara dan Cina. Secara umum, motifnya hampir mirip
dengan Keramik Cina dengan sedikit tambahan motif Keramik Thailand, Laos, dan Myanmar. Motif
yang banyak digunakan ialah motif flora dengan pewarna biru atau kuning. Pada akhir
abad XVII, Keramik Vietnam mulai menggunakan banyak warna untuk motif
keramiknya. Teknik hias yang biasanya diterapkan pada Keramik Vietnam adalah
teknik lukis dan teknik tekan.
Keramik Vietnam
dibuat dengan teknik gabungan antara teknik pijit, roda putar, dan cetak. Oleh
karena kebanyakan Keramik Vietnam merupakan porselin, maka bisa dipastikan
bahwa pembakaran dilakukan secara tertutup karena porselin membutuhkan suhu
yang tinggi pada proses pembakarannya. Permukaan Keramik Vietnam digarap dengan
teknik glasir. Pembakaran keramik dengan glasir dilakukan dengan cara membakar
terlebih dahulu keramik yang belum diberi glasir. Kemudian, setelah setengah
matang, diberi glasir pada permukaan keramik. Setelah diberi glasir, keramik
kembali dibakar untuk kedua kalinya.
Demikianlah
sedikit pengetahuan yang bisa kami berikan seputar Keramik Vietnam. Adapun yang
bisa kami simpulkan dalam tulisan ini yaitu Keramik Vietnam merupakan salah
satu akar budaya keramik poselin di Asia Tenggara dengan motif yang hampir sama
dengan negara-negara disekitarnya dan motif yang biasa digunakan oleh Keramik
Vietnam dan negara-negara lainnya di Asia Tenggara adalah motif flora.
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, Peniel.
2013. Tugas Individu Keramologi II:
Identifikasi Keramik. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Gautama, Nia. 2011. Keramik untuk Hobi dan Karir. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
McKinnon, E.
Edwards. 1996. Buku Panduan Keramik.
Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Sulistyawaty,
Agnes Rita. 2011. Otsuka Museum of Art:
Keramik yang Bercerita. Koran KOMPAS edisi Senin, 2 Mei 2011.
Tuan, To. 2012. Desa Keramik Chu Dau. (www.VOV.com;
Makassar, 21 Mei 2013; pukul 22.10 WITA).
Yurnaldi. 2010. Menelisik Keramik, Merangkai Sejarah. (www.Sastra-Indonesia.com;
Makassar, 21 Mei 2013; pukul 22.11 WITA).
www.wikipedia.com/keramik.
Makassar, 18 Mei 2013; pukul 21.56 WITA.
No comments:
Post a Comment