Wednesday, October 24, 2012

Seandainya Aku "Manusia"....


Siapa aku sebenarnya mungkin adalah bahasa yang tepat untuk menggambarkan seseorang yang tidak tahu siapa dirinya. Manusia pada dasarnya tidak pernah puas dan tidak mau mengakui apa adanya. Pertanyaannya, apakah hal seperti itu adalah salah? Banyak orang mengatakan bahwa jelek itu adalah bencana. Kata siapa? Semua yang berasal dari Sang Pencipta adalah anugerah, justru yang salah adalah berusaha menjadi orang lain.
Kata-kata yang tersirat dalam sebuah pertanyaan kadang-kadang membuat kita melupakan hal yang paling penting, yaitu kenapa orang menanyakan hal tersebut? Menguji atau benar-benar tidak tahu? Menjawab sebaik mungkin adalah hal yang wajar, tapi kesalahan utama yang biasa kita perbuat adalah membuat jawaban bualan, seakan-akan yang kita katakan adalah fakta.
Manusia adalah mahkluk yang sempurna. Siapa yang berani membantah hal tersebut? Lalu, kenapa sampai ada ‘dosa’? Muncul pertanyaan filsafat mengenai benar dan salah. Tuhan tidak pernah gagal, dia tahu apa yang Ia kerjakan. Manusia tidak akan mengakui dirinya sempurna sebelum dia memperoleh kesempurnaan yang sesungguhnya.
Manusia, manusia, manusia. Kenapa dengan manusia? Kenapa hanya manusia yang diperhatikan? Bagaimana dengan semut yang kamu injak setiap hari? Bagaimana dengan nyamuk yang kamu tepuk setiap malam? Andaikan mereka bisa berbicara, mungkin mereka akan protes besar-besaran.
Bumi pun menangis melihat rambutnya dipangkas habis, seakan-akan seperti seorang terdakwa yang akan diadili di pengadilan terakhir. Sanggupkah kamu bertahan dalam kesulitan yang kamu buat. Satu kata: TOLONG! Bualan tak sengaja diperdengarkan atau memang berniat memperdengarkan, tidak jadi masalah bila kekayaan dunia menguasai kamu. Bumi dan Dunia adalah dua hal yang berbeda. Bumi adalah fisik, sedangkan Dunia adalah sifat. Manusia lebih mementingakan dan memikirkan Dunia dibandingkan dengan Bumi. Manusia tahu apa soal apa? Pengetahuan terbatas sok jadi pahlawan. Panas mengeluh, dingin mengeluh, maunya apa?
Kilauan yang sebenarnya bukanlah emas, tapi hati yang murni. Tidak ada yang lebih dari itu. Mengapa bingung dengan tulisanku ini? Ini hanya kata hati yang belum tersampaikan. Ah! Bertindak bodoh agar dapat diakui cuma ada di dalam film. Live isn’t movie! Kenyataan selalu mempermainkan kita, sungguh tragis. Dunia hanya omong kosong, kenyataan hanyalah ilusi optik. Delapan hari dalam seminggu mungkin aneh, tapi bagiku mungkin saja.
Kalian mungkin tidak mengerti apa yang aku coba sampaikan karena kalian membacanya dengan mata, bukan dengan perasaan. Aneh adalah kata yang tepat untuk tulisan omong kosongku ini, tapi inilah ketidaksempurnaanku.
Aku bertanya kepada kamu, seandainya kamu manusia, apa yang kamu lakukan atas ketidaksempurnaanmu itu? Memang terdengar aneh jika kamu yang adalah manusia ditanyakan dengan pertanyaan seperti itu. Sebuah lagu terdengar enak jika di dengarkan hingga selesai.
Kehidupan ini seperti cerita sedih, adakah akhir yang baik untuk kehidupanku ini? Orang-orang melupakan kematian seakan-akan tahu kapan ia akan meninggalkan dunia ini. Sok keren, merasa paling hebat, tanpa melihat orang yang sedang merengek dibawah kakinya.
Konsep hidup dan mati adalah siklus duniawi sedangkan baik dan jahat adalah siklus samawi. Siapa yang benar-benar tahu bahwa dirinya memiliki sedikit dosa daripada orang lain. Orang yang paling baik adalah orang yang selalu membicarakan kesalahan orang lain karena kita tidak pernah mendengar kesalahan dirinya dari mulutnya sendiri. BOHONG BESAR!
Jelek, membual, kejam, rapuh, aneh… adalah sebagian dari sifat alami manusia. Mutlak dari Sang Pencipta, tidak bisa diganggu gugat. Siapa yang berani menentang keputusan-Nya? Genggam tangan-Nya erat agar kamu selamat dari kebodohan.

SEANDAINYA AKU MANUSIA:
(Aku akan berusaha menjadi diriku sendiri dan menempa diriku agar aku yang sekarang menjadi semakin “aku”)

Peniel Chandra

No comments:

Post a Comment