Monday, April 2, 2012

SEJARAH KERAJAAN MAKASSAR

Di Sulawesi Selatan pada awal abad ke-16 terdapat  banyak kerajaan, tetapi yang terkenal  adalah  Gowa,  Tallo, Bone,  Wajo, Soppeng, dan Luwu. Berkat dakwah dari Datuk ri Bandang  dan Sulaeman dari Minangkabau,  akhirnya Raja Gowa dan Tallo masuk Islam (1605) dan rakyat pun segera mengikutinya. Kerajaan Gowa dan Tallo akhirnya dapat menguasai  kerajaan lainnya. Dua kerajaan itu lazim disebut Kerajaan Makassar. Dari Makassar, agama  Islam disebarkan ke berbagai daerah, bahkan sampai ke Kalimantan Timur, Nusa Tenggara  Barat,  dan Nusa Tenggara  Timur.
Makassar tumbuh menjadi pelabuhan yang ramai karena letaknya di tengah- tengah  antara  Maluku, Jawa, Kalimantan,  Sumatra,  dan Malaka. Pertumbuhan Makassar makin cepat setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis (1511), sedangkan  Maluku dikuasai oleh Portugis dan Belanda.  Banyak pedagang dari Malaka, Aceh, dan Maluku yang pindah ke Makassar. Para pedagang Makassar membawa  beras  dan  gula dari Jawa  dan  daerah  Makassar  sendiri ke Maluku yang  ditukarkan  dengan  rempah-rempah. Rempah-rempah itu lalu dijual ke Malaka dan pulangnya  membawa  dagangan, seperti  kain dari India, sutra dan tembikar dari Cina, serta berlian dari Banjar.
Pada Bidang  Politik, Kerajaan Makassar mula-mula diperintah oleh Sultan Alaudin (1591–1639). Raja berikutnya adalah Muhammad  Said (1639–1653) dan dilanjutkan oleh putranya,  Hasanuddin  (1654–1660). Sultan Hasanuddin  berhasil memperluas daerah kekuasaannya dengan menundukkan kerajaan-kerajaan kecil di Sulawesi Selatan, termasuk Kerajaan Bone.
VOC setelah  mengetahui Pelabuhan  Sombaopu cukup ramai dan banyak menghasilkan  beras,  mulai mengirimkan  utusan  untuk  membuka  hubungan dagang.  Utusan itu diterima dengan  baik dan VOC sering datang  ke Makassar untuk  berdagang. Setelah  sering datang  ke Makassar,  VOC mulai membujuk Sultan Hasanuddin untuk bersama-sama menyerbu Banda (pusat rempah- rempah). Belanda juga menganjurkan agar Makassar tidak menjual beras kepada Portugis.  Namun,  semua  permintaan VOC itu ditolak.
Antara Makassar dan VOC sering terjadi konflik karena persaingan dagang. Permusuhan Makassar  dan  VOC diawali dengan  terjadinya  insiden penipuan pada tahun 1616. Pada saat itu para pembesar Makassar diundang untuk suatu perjamuan  di atas kapal VOC, tetapi  nyatanya  malahan  dilucuti dan terjadilah perkelahian  seru yang menimbulkan  banyak  korban  di pihak Makassar.  Sejak saat itu, orang-orang Makassar membenci VOC. Suatu ketika orang-orang Makassar membunuh awak kapal yang mendarat di Sombaopu. Orang-orang VOC pun juga sering menyerang perahu  Makassar yang berdagang  ke Maluku. Keadaan meruncing sehingga pecah perang terbuka. Dalam peperangan tersebut, VOC sering mengalami kesulitan dalam menundukkan Makassar. Oleh karena  itu, VOC memperalat Aru Palaka (Raja Bone) untuk mengalahkan Makassar. Kebetulan pada saat yang bersamaan Makassar sedang bermusuhan dengan Bone.
Pada Bidang  Sosial  Budaya  dan Ekonomi, Kerajaan Makassar berkembang menjadi kerajaan maritim. Hasil perekonomian terutama  diperoleh dari hasil pelayaran  dan perdagangan. Pelabuhan  Sombaopu (Makassar) banyak didatangi kapal-kapal dagang sehingga menjadi pelabuhan transit yang sangat ramai.
Raja-raja Makassar setelah masuknya Islam bergelar sultan. Dalam menjalankan pemerintahannya sultan dibantu  oleh suatu dewan  yang disebut Kasuwiyang  Salapanga (Majelis Sembilan)  atau  Bate  Salapanga. Sebagai pembantu sultan yang menjalankan undang-undang pemerintahan, dewan diawasi oleh seorang pemimpin yang disebut paccalaya (hakim). Sesudah sultan, jabatan tertinggi di bawahnya adalah pabbicarabutta (mangkubumi) yang dibantu oleh tumailalang matoa dan tumailalang malolo. Tumailalang Matowa bertugas sebagai pegawai tinggi yang menyampaikan perintah  sultan kepada Bate Salapanga. Tumailalang malolo adalah pegawai tinggi urusan istana. Panglima tertinggi (laksamana) disebut anrong guru lompona tumakjannangang. Bendahara kerajaan disebut opu bali raten yang juga bertugas  mengurus perdagangan dan hubungan luar negeri. Pejabat bidang keagamaan dijabat oleh kadhi yang dibantu imam, khatib, dan bilal.
Makassar sebagai kerajaan maritim hanya sedikit meninggalkan  hasil kebudayaan. Peninggalan  kebudayaan  Makassar yang menonjol adalah perahu layarnya yang disebut pinisi dan lambo.

1 comment:

  1. Joker: Sejarah Kerajaan Makassar >>>>> Download Now

    >>>>> Download Full

    Joker: Sejarah Kerajaan Makassar >>>>> Download LINK

    >>>>> Download Now

    Joker: Sejarah Kerajaan Makassar >>>>> Download Full

    >>>>> Download LINK

    ReplyDelete